Sunday, 24 January 2010

NKRI bubar 2015?


Inilah artikel yang menarik. Tapi kalau melihat adanya suatu upaya sistemik untuk memecah belah kita (ingat divide et imoera jadoel) melalui isu agama, melihat kondisi masyarakat islam Indonesia yang semakin fanatik buta, munculnya berbagai produk perundangan yang telah "memperkosa" keluhuran PANCASILA sebagai lambang supremasi tertinggi NKRI, maraknya aksi teorisme yang dinobatkan sebagai pahlawan, maka dari semua gejala ini, bukan tidak mungkin NKRI memang akan bubar. Tapi saya pribadi yakin, NKRI akan tetap JAYA !! BENDE MATARAM !!

--------------------------
-------


DJUYOTO SUNTANI, Presiden Komite Perdamaian Dunia (World Peace Committee), adalah seorang putra Indonesia, meramalkan Indonesia pecah tahun 2015. Djuyoto menganggap pemusnahan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebagai bagian dari skenario internasional, yang ia sebut dengan Invisible Organization lluminati. Institusi kemasyarakatan internasional yang dipimpinnya saat ini, memiliki jaringan di seluruh dunia dan mempunyai pengaruh kuat pada dunia internasional.

Tidak seorangpun mengira negara Uni Soviet yang merupakan negara super power dapat pecah dan musnah dalam sekejap. Negara yang dulunya disegani dan menjadi tumpuan kekuatan Fakta Pertahanan Warsawa di Eropa tersebut, di awal tahun 1990 akhirnya terpecah menjadi 15 negara merdeka. Demikian juga negara Yugoslavia yang pada akhirnya terpecah menjadi lima negara. Perang etnis dan pembantaian di wilayah eks Yugoslavia itu merupakan tragedi kemanusian yang paling sadis yang pernah terjadi pasca perang dunia II. Meskipun Penduduknya memiliki bahasa dan ras yang sama, struktur fisik dan wajah sama, hal itu tidak dapat menjadikan jaminan bahwa perpecahan tidak akan terjadi di negara itu. Agama merupakan faktor utama terjadinya perpecahan di sana, meskipun diakui bahwa semua agama yang ada berasal dari satu nabi yang sama Ibrahim (versi Islam) Abraham (versi Kristen) dan Avram (versi Yahudi) yang lahir di Babilonia (Irak sekarang).


Lahirnya NKRI yang diproklamirkan tahun 1945 (abad 20 masehi) pada prinsipnya merupakan persatuan III (ketiga) dari seluruh kesatuan di bumi nusantara ini. Dalam sejarah, di wilayah nusantara sudah pernah ada dua kekuatan imperium besar yang pernah mengalami kejayaan pada masanya. Tercatat dalam sejarah persatuan pertama terjadi pada masa Kerajaan Sriwijaya di Palembang, Sumatera Selatan (Abad 6 sampai 7 Masehi). Persatuan kedua pada masa Kerajaan Majapahit di Trowulan, Jawa Timur (13 hingga 14 Masehi) yang pernah mengalami suatu masa yang disebut gemah ripah loh jinawi. Kedua imperium itu kemudian lenyap dari muka bumi setelah bertahan 70 tahun.

Memasuki usia 63 tahun, NKRI telah banyak mengalami kejadian yang merupakan ujian terhadap kekuatan ikatan kebangsaan yang mempersatukan keberagaman kita, yang disebut dengan nasionalisme. Sejarah mencatat bagaimana keadaan bangsa ini di bawah kepemimpinan Presiden Soekarno pada masa orde lama, dengan sistem politik multi partai saat itu hingga ke demokrasi terpimpin. Demikian juga di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto pada masa orde baru dengan sistem politik yang lebih sederhana dan demokrasi Pancasilanya. Selanjutnya, memasuki orde reformasi di masa kepemimpinan tiga orang presiden dengan masing-masing masa pemerintahan seumur jagung hingga masa kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang akan berakhir tahun 2009 nanti.

Secara keseluruhan pergantian dari orde ke orde berikutnya selalu diawali dengan unjuk rasa atau juga diwarnai pemberontakan. Unjuk rasa yang dilakukan rakyat dan mahasiswa atau pun pemberontakan yang dilakukan oleh separatis, merupakan ungkapan ketidakpuasan terhadap kepemimpinan pemerintah yang berkuasa yang dianggap tidak memihak kepada kepentingan rakyat, serta tak mampu mengatasi persoalan kesulitan hidup dan kemiskinan yang diderita oleh rakyat. Tentu tidak kita harapkan bahwa perjalanan bangsa ini akan tercatat dalam sejarah sebagai ”Republik Indonesia, Jakarta (Abad 20 sampai 21)”.

Krisis Energi dan Pemiskinan
Hasil kajian mantan Menteri Pertahanan Amerika Serikat William Cohen dengan tim 15-nya patut kita cermati. Kajian dengan klasifikasi not for distribute yang berjudul lengkap ”Asia Tahun 2025 dan Pengaruhnya terhadap Keamanan Nasional Amerika di Abad 21”, dengan tegas memprediksi sesungguhnya menskenariokan bahwa Indonesia dan Pakistan akan hilang dari peta bumi disebabkan negara-negara itu berfusi melalui proses aliansi antar negara atau tercabik-cabik akibat pertikaian dan perperangan antar daerah. Lebih rinci tentang Indonesia dikatakan, sebab lenyapnya Indonesia lebih dikarenakan terjadi krisis yang bukannya mengecil namun kian tahun kian bertambah besar. Benarkah kajian ini hanya sebatas kajian visioner ataukah visi yang akan diwujudkan oleh jaringan internasional terhadap NKRI?

Krisis energi dan pangan memang merupakan persoalan dunia. Namun, untuk Indonesia yang kaya sumber daya alam (SDA), rasanya krisis tersebut seperti kontradiktif. Gaya pemerintahan yang takut dikatakan tidak berbuat dan berpikir singkat telah membuat negara ini terperangkap dalam globalisasi ekonomi dunia. Pasar bebas dunia yang tidak lain adalah liberalisasi ekonomi, telah memperdaya sumber daya ekonomi nasional kita.

Krisis energi yang berdampak pada kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) telah menimbulkan banyak persoalan. Naiknya harga BBM tersebut telah memicu kenaikan bahan kebutuhan pokok lainnya. Kenaikan harga BBM kedua selama pemerintahan SBY telah menciptakan jutaan orang miskin baru di negara ini. Tidak heran kita lihat melalui media, bahwa semakin banyak masyarakat stres hingga terpaksa bunuh diri ataupun bunuh anak sendiri karena tak mampu menanggung biaya hidup yang samakin mahal. Di lain hal para wakil rakyat banyak yang tertangkap korupsi sampai nikmati sekretaris pribadi. Ironinya, saat menterinya hidup makmur saat rakyat terendam lumpur, KPK tidak berbuat apa-apa. Unjuk rasa belakangan ini juga telah mengembalikan memori kita kepada masa awal peralihan ke orde baru, di mana rakyat saat itu juga menuntut kesejahteraan rakyat kepada pemerintah melalui tiga tuntutan rakyat atau apa yang dinamakan dengan Tri Tura.

Dalam kondisi SDA Indonesia dikuasai pihak asing, sangat sulit memastikan bahwa pemerintah sekarang ini dapat mengatasi krisis energi yang sedang berlangsung. Penguasaan asing terhadap SDA, sarana vital serta Badan Usaha Milik Negara yang menguasai hajat hidup orang banyak di negara ini, terlihat bagaikan perangkap yang dapat dimanfaatkan untuk mengendalikan pemerintahan dan negara ini.

Krisis energi yang berkepanjangan dan dampak turunan yang ditimbulkannya, semakin terlihat bagaikan upaya pemiskinan sistematik yang sedang berlangsung. Hal ini semakin membuat rakyat gelisah dan menumpuk ketidakpercayaan terhadap pemerintahan yang berkuasa. Mungkinkah posisi negara ini sudah berada pada status on the track skenario pemusnahan NKRI dari muka bumi ini, sebagaimana dinyatakan Presiden World Peace Committee yang dituding aktornya adalah Invisible Organization lluminati?

Pemilu 2009 dengan sistem multi partai akan menjadi perhatian bersama. Dengan 34 parpol yang ada, bukan tidak mungkin terjadi kerusuhan akibat gesekan kepentingan politik masing-masing partai. Dan ini menjadi barometer sampai sejauh mana kedewasaan berpolitik bangsa Indonesia.

Oleh: Ir M Jamil Manurung
Direktur Lembaga Survei dan Pemberdayaan Masyarakat (LSPM) Kepri
Studi Kasus Krisis Energi dan Pemiskinan

14 comments:

  1. bubarnya NKRI karena perbedaan, perbedaan bukanlah hal yg indah ternyata, bulsit Bhineka Tunggal ika, di Indonesia diskriminasi sangat tinggi, baik suku maupun agama. coba kita liat suku JAwa di NKRI ini, yg bisa presiden hanya orang jawa,

    gereja di NKRI sangat terancam apalagi menjalankan ibadah, sudah jelas2 ibadah itu bukan kejahatan, bukan terorist. tapi malah didiskriminasi. penusuk pendeta HKBP hanya dikenakan hukuman 6 bln. ada banyak gereja yg tdk terexpose yg ditutup. jgnkan pengamat, saya saja sudah tdk yakin ke utuhan NKRI 2015, jgnkan 2015.. saya pegang tuh 2013

    ReplyDelete
  2. ini hanya tinggal menunggu waktu yang pas, yg jelas ini dikarenakan agama mayoritas, yang selalu bikin kacau.

    ReplyDelete
  3. maaf..! 17 agustus nanti saya tdk tertarik memperingati hari kemerdekaan, karena saya merasa diasingkan dari bangsa RI ini, jadi maaf..., saya lagi mengatur agar bubar aja NKRI, pusiiiinnggg..., pemerintahnya kayak BENCONG semua, apalagi Pemda2 yg bikin Perda yg aneh2...., kayak Banci.., gak punya otak. coba saya tanya???? apa NKRI ini negara Islam apa?? biar saya tau.. melobi bangsa luar, biar dijajah aja sekalian NKRI ini, biar terjadi kelaparan lagi seperti masa penjajahan dulu, baru terbentuklah negara2

    ReplyDelete
  4. sepertinya suku Jawa mau menguasai Indonesia seutuhnya, bukan saja pembangunan di Pulau jawa yang difokuskan, bahkan Penduduk Jawa juga lebih cepat subur, seprti binatang yg melahirkan anaknya lebih dari satu, soalnya orang jawa itu doyan bikin anak, beristri lebih dari satu juga direstui. pada tau gak.. itulah pemerintah yg dipimpim orang jawa ini yang mengadakan Transmigrasi, bahkan di pulau Sumatra, orang Jawa sudah sangat banyak, coba liat Provinsi Lampung... masakan orang jawa lebh banyak dari pada penduduk asli???? orang jawa sudah sangat banyak dipelusok Sumatra

    ReplyDelete
  5. saya tidak percaya NKRI ini masih bisa bersatu untuk beberapa tahun ke depan. karena di media hanya selalu memberitakan berita Fitnah, fitnah lebih kejam dari peperangan. Media yang hanya takut pada suatu organisasi keagamaan. hanya negara ini yang takut pada ajaran paham agama. malah agama yang tdk mengganggu orang lain disebut sesat, agama yg menjatuhkan banyak korban malah di lindungi. bener2 terktuk negara ini. di Eropa dan Amerika agama tidak bisa mencampuri institusi negara. tapi di Indonesia malah dipelihara.

    ReplyDelete
  6. kristen di Indonesia ternyata tidak dianggap bangsa Indonesia, perlu kita sadari itu, banyak gereja yang di tutup bahkan dihalang-halangi pembangunanya. padahal jika kita melihat daerah Kristen itu lebh luas dari daerah islam. Islam mayoritas hanya terdapat di pulau jawa. tolong kristen jangan percaya lagi soal alasan negara Pancasila.. lama2 mereka akan memperbanyak istri dan berpoligami ria, satu laki-laki bisa membuahi banyak wanita, makanya mereka jadi mayoritas.., islam tidak mengenal kasih, wanita bagi mereka hanyalah pemuas nafsu yang derajatnya jauhh di bawah laki2, padahal di kristen wanita tidak ada bedanya dengan Laki-laki soal derajat. kita sudah lihat TKW yang dari Arab dan Malaysia semua menderita trauma bahkan gila, diperkosa, dibunuh, distrika, kasihan sekali perempuan islam yang terjerat ajaran si Muhammad yang menganut Poligami. padahal dibalik itu hanyalah Nafsu setan. dan ternyata Islam itu diam-diam mau mengislamkan NKRI. bahkan NII sudah berdiri sejak dahulu setelah merdeka RI. untuk semua daerah krisen agar tetap menjaga daerahnya agar tidak masuk paham islam karena smua bisa menjadi kacau. Ahmadiyah yang tidak mempunyai korban dikatakan sesat, ternyata NII yang sudah lama lahir dan menghasilkan korban, ada yang hilng, bahkan teroris diciptakan, malah mereka awet tidak tercium kesesatan yang sebenarnya.. itulah betapa gelapnya ajaran islam.

    ReplyDelete
  7. setiap bulan gereja ada yang ditutup, di Jonggol ada 2 gereja di tutup, gereja ibaratkan Pekerja sex komercial yang selalu di buru satuan polisi pamong Praja, sudah jelas diam-diam mayoritas Islam ini akan membentuk NKRI menjadi Negara Islam. soal perlengakapn senjata segera datang dari luar.. bahkan militer asing akan mendarat semaksimalnya.., mungkin Islam itu lebih suka tidak punya perbedaan..., bulsittt di timur tengah saja kacau tidak pernah ada damai. bangunlah kalian kariten..!! diam2 kalian akan dipengaruhi... dan dipaksa.. oleh Muslim di Indonesia. NU juga Bulsittt..., diam-diam mendukung NII

    ReplyDelete
  8. untuk apa perda-perda daerah syariat islam?? apa sesungguhnya dasar negara Republik Indonesia?? apakah diam-diam akan membentuk negara Islam republik ini?? tolong pemerintah kalau punya otak digunakan donk!! penjajah keluar dari RI adalah karena USA. sebelum itu pemuda Indonesia tidak bicara soal agama ketika melawan penjajah, tetap bangsa Indonesia. hapus Perda-perda Syariah.., karena itulah yang akan menjadi alsan Kristen untuk mengajukan ke PBB, karena Republik Indonesia bukan negara Islam, dan saya kira PBB akan merespon agar turut campur. islam tdiak kapok soal di timur tengah yang tidak pernah tidur nyenyak.. apakah Indonesia juga akan seperti itu???? jangan coba2 mengganggu Negaraku Idonesia hai kelompok orang islam yang pikiran pendek!!!

    ReplyDelete
  9. saya hanya melihat daerah saya yang kaya alam tapi saudara sekampung saya menderita semua. dimana batu bara kami semua?? kenapa semua dikirim ke Pulau jawa??? kami tidak punya jalan, kami dilarang malaysia belanja ke perbatasan masuk.., itu karena di daerah kami seperti hutan yang tidak mengenal majunya zaman ini. maaf cinta sama terhadap Indonesia berkurang

    ReplyDelete
  10. Fasilitas Dua Gereja Di Lutim Dirusak Orang
    Posted : 03 Juni 2011
    Fasilitas dua Gereja di Lutim Dirusak Orang.jpg

    Reformata.com - Sarana ibadah dua gereja di Luwu timur dirusak orang tak dikenal. Sejumlah fasilitas ibadah Gereja Masehi Injili Indonesia (GMII) dan Gereja Katolik Santo Paulus di desa Purwosari, Kecamatan Tomoni Timur, Kabupaten Luwu Timur, dibakar orang tak dikenal pada Rabu (1/6) dini hari.

    Di GMII Lorong V Desa Purwosari ditemukan satu buah mimbar dan kursi hangus terbakar di dalam gereja. Sementara itu tiga unit microphone lengkap dengan tiangnya dilaporkan hilang. Sedangkan di Gereja Katholik Santo Paulus, di Lorong VIII Desa Purwosari, sebagian kain gorden gereja dilaporkan hangus terbakar dan satu buah Salib terbuat dari bahan perunggu juga dikabarkan hilang. Tak jauh dari gereja, masyarakat menemukan dua buah al kitab dan sebuah buku panduan rohani tercecer di jalanan.

    Tentang hal ini sepeti dilangsir Upeks, Pihak kepolisian dari Polres Luwu Timur hingga Kamis (2/6) kemarin, terus melakukan penyelidikan mendalam atas peristiwa pembakaran yang dilaporkan oleh Kepala Desa Purwosari, Tukiyo, kepada pihak berwajib pada Rabu siang (1/6) sekitar pukul 13.00 WITA. Pihak kepolisisan juga telah memanggil beberapa saksi untuk dimintai keterangan.

    Kepada masyarakat, Kapolres Luwu Timur AKBP Andi Firman meminta agar masyarakat tetap tenang dan tidak terpancing dengan kejadian yang dilakukan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.

    Kami masih mendalami motif di balik pembakaran fasilitas pada kedua rumah ibadah itu. Kami harapkan masyarakat tetap tenang dan tidak terpancing dengan kejadian tersebut. Semoga pelakunya dapat segera tertangkap, ujar Firman.

    Pasca insiden perusakan gereja, unsur Muspida Lutim, menggelar pertemuan dengan tokoh masyarakat, tokoh agama, dan elemen pemuda di Kantor Desa Purwosari, Kecamatan Tomoni Timur, Rabu malam (2/6). Mereka sepakat berikrar untuk tetap hidup dalam suasana kerukunan yang selama ini terjalin di daerah itu. Puluhan aparat kepolisian juga nampak berjaga-jaga di dua gereja untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. Slawi/Upeks

    ReplyDelete
  11. ternyata diam2 sudah sangat lama Islam mau menjadikan Indonesia menjadi negara Islam. ouh.....really?? hingga selalu menyebarkan ajaran agamanya tiap saat di Televisi, bahkan TVRI TV pemerintah selalu yang ditayangkan ajaran agama Islam. di kalimantan udah banyak dibikin mereka mualaf, dengan memngasih apa itu sampe Orang kalimantan di Islamkan. NKRI sudah tidak benar dalam dasar Pancasila. tanah kristen jauh lebih luas, hanya saja kristen masyarakatnya sedikit, karena tidak berlaku paham poligami. Survei Asing 50% Islam, Kristen digabung dengan Budha dan Hindu menjadi 50 %. karena Gempa Padang dan Tsunami Aceh, Jogja mereka sudah banyak berkurang.

    ReplyDelete
  12. saya tidak setuju Orang jawa president, bagi saya orang jawa itu terkesan lambat, saya tidak menyukai orang jawa didaerah saya. maaf!! terlanjur benci

    ReplyDelete
  13. DUKUNGAN INTERNASIONAL
    BAGI PEMBEBASAN PAPUA

    Kunjungan Nona Melanie Higgins, Sekretaris 1 Bidang Politik, Kedutaan Besar Amerika Serikat, ke Papua, termasuk 5 hari (12–16 Februari 2011) di Biak, adalah perwujudan dari perhatian pemeritah Amerika Serikat (AS) terhadap berbagai aspirasi rakyat yang terus berkumandang di Tanah Papua. Pada perjumpaannya di Gedung Aidoram, Dewan Adat Byak, Rabu 16 Februari 2011 pukul 09–10 WP, Melanie mengatakan ”Pemerintah Amerika Serikat akan terus memantau dan selalu akan berkunjung ke Papua di masa-masa mendatang dengan harapan, dalam situasi yang berbeda. Ini adalah awal dari kunjungan-kunjungan selanjutnya. Tantangan dan persoalan yang digumuli oleh orang Papua adalah tanggung-jawab semua pemimpin adat dan masyarakat Papua”. Demikian Melanie.
    Walaupun AS mengakui bahwa Papua adalah bagian integral dari NKRI, namun telah terbukti bahwa pemerintah AS telah melakukan intervensi diplomatik di mana Indonesia terus ditekan atau dipaksa untuk menghentikan segala kejahatannya di Tanah Papua.
    Di dalam sidang Kongres (DPR) Amerika Serikat (AS) tanggal 16 Februari 2006, mantan Menteri Luar Negeri AS, Condoleeza Rice, menjawab anggota kongres, Eni Faleomavaega, bahwa: ”Persoalan Papua tidak luput dari layar radar AS”. Pada Sidang Dengar Pendapat Kongres AS tanggal 22 April 2009, Menlu AS Hillary Clinton menjawab Eni Faleomavaega bahwa “[Papua] berhak mendapatkan lebih banyak dukungan, penghargaan, dan tentu saja, perlindungan terhadap pelecehan hak asasi manusia”. Dalam Sidang Dengar Pendapat Umum pada Kongres AS tanggal 22 September 2010 sebuah Delegasi Papua yang terdiri dari Octovianus Motte, Pdt (Em) Herman Awom, Eliezer Awom, Henk Rumbewas, Forkorus Yaboisembut, Salmon Yumame, Edison Waromi, Yoab Syatfle, Jel Demi Kaliele dan lain-lainnya hadir untuk menyampaikan pendapat. Joe Yun dari Kementerian Luar Negeri AS, membacakan pernyataan resmi bahwa ”pemerintah AS akan terus mendorong agar Indonesia menghargai hak asasi manusia di Papua dan Indonesia harus segera membuka akses bagi wartawan asing untuk masuk ke Papua”.

    ReplyDelete
  14. Philip Crowley, jurubicara Kementerian Luar Negeri (kemenlu) AS melalui Twitter yang ditayangkan oleh Yahoo.com, 25 Januari 2011, menyatakan bahwa hukuman yang dijatuhkan kepada anggota TNI “tidak menunjukkan keseriusan terhadap pelecehan terhadap kedua orang Papua” di Tingginambut, Puncak Jaya, Papua. “Kami prihatin dan akan terus memantau kasus tersebut”, tambah Mr. Crowley. Sebelumnya, dalam situs resmi Kemenlu AS tanggal 13.01.’11, Mr. Crowley menyatakan bahwa “kerjasama AS-Indonesia ditentukan oleh kinerja Indonesia” menyangkut hak asasi manusia. Derajad kerjasama AS-Indonesia dapat diturunkan jika Indonesia tidak menunjukkan keseriusannya dalam menangani kasus-kasus pelecehan hak asasi manusia di Papua. AS pernah menghentikan bantuan militernya kepada Indonesia ketika TNI (Tentara Nasional Indonesia) melakukan kejahatan kriminal yang melecehkan hak-hak rakyat Timor Timur (sekarang Timor Leste).
    Selain AS, Parlemen Inggris dan Parlemen Australia juga selalu memperdebatkan soal Papua yang diprakarsai oleh para anggota parlemen yang tergabung di dalam IPWP (Anggota Anggota Parlemen Internasional Untuk Papua Barat / International Parliamentarians for West Papua).
    Jaringan Solidaritas Internasional Untuk Papua telah dibangun di setiap benua yaitu di Australia (Sydney, Melbourne, dll), Asia (Indonesia, Filipin, dll), Eropa (Swedia, Jerman, Belanda, Inggris, dll), Afrika (Afrika Selatan dan Senegal), Amerika (AS dan Kanada) dan di kedua samudera yaitu Pasifik (Selandia Baru, Vanuatu, Fiji, dll) dan Atlantik (Guyana). Salah satunya adalah ILWP (Pengacara Pengacara Internasional Untuk Papua Barat / International Lawyers for West Papua) yang sedang berupaya untuk menggugat hasil Pepera’69 ke Mahkamah Internasional di kota Den Haag (Belanda) bahwa dicaploknya Papua ke dalam genggaman NKRI adalah sebuah tindakan yang melanggar hukum internasional. Untuk itu, Indonesia harus meninggalkan Papua Barat tanpa syarat.
    Indonesia semakin terjepit di dunia internasional dalam menghadapi persoalan Papua. Di dalam Suaramedia.com, 21 Januari 2011, SBY mengatakan, “Saya prihatin ada kasus-kasus pelanggaran hukum dan disiplin yang terjadi di Papua, meski skalanya kecil, tapi dampaknya sampai PBB, Amerika, Eropa”. Perilaku TNI di Papua tetap dipantau oleh camera PBB. Maju kena, mundur pun kena. Informasi tentang situasi Papua terus menerus disebar-luaskan ke luar-negeri lewat media cetak dan elektronik.
    Demonstrasi ribuan orang di seluruh Tanah Papua tanggal 26–27 Januari 2011 telah menarik perhatian dunia. Pasukan Perdamaian PBB akan masuk ke Tanah Papua jika ada demonstrasi rakyat yang lebih besar lagi. Cukup Adalah Cukup bagi penderitaan rakyat Papua. Kedaulatan Negara Papua Barat harus diakui karena kemerdekaan adalah hak segala bangsa sehingga penjajahan di atas muka bumi harus dihapuskan. (Mansar Byak, 27.03.’11)
    **=..... Suara Rakyat Adalah Suara Tuhan .....=**

    ReplyDelete