Over haul kopling " KIA Visto"
D . Over haul kopling " KIA Visto"
1 . Landasan teori
Uraian
Kopling (clutch) terletak diantara mesin dan transmisi, fungsinya untuk menghubungkan dan melepaskan tenaga dari mesin dan transmisi melalui kerja pedal selama perkaitan roda gigi. Demikian juga kopling dapat memindahkan tenaga secara perlahan – lahan dari mesin ke roda – roda penggerak (drive wheel) agar gerak mula kendaraan dapat berlangsung dengan lembut dan perpindahan roda- roda gigi transmisi dapat lembut sesuai dengan kondisi jalannya kendaraan. Dengan adanya kopling, perpindahan perkaitan gigi pada transmisi dapat dilakukan dengan mudah tanpa menimbulkan bunyi atau kerusakan. Adapun persyaratan kopling sebagai berikut:
Harus dapat menghubungkan dan melepaskan tenaga putar dari mesin ke transmisi secara lembut.
Pada saat menghubungkan tenaga ke transmisi harus dapat memindahkan tenaga tanpa slip.
Harus dapat membebaskan hubungan dari transmisi dengan sempurna dan cepat.
Kopling terdiri dari tutup kopling (clutch cover) terikat pada roda penerus (flywheel) mesin oleh beberapa baut dan berputar bersama – sama dengan plat kopling sesuai dengan kecepatan mesin.
Selama tutup kopling terikat pada flywheel mesin dan berputar bersama – sama dengan putaran mesin, mesin harus dalam keadaan seimbang untuk menghasilkan putaran yang balance, selain itu juga harus mempunyai kemampuan memindahkan panas dari hubungan kopling.
Nama dan fungsi komponen pada system kopling. (Gbr.4.1.1.)
Pedal kopling
Berfungsi untuk atau sebagai kekuatan awal dari kaki unutk mendorong push rod
Push rod
Berfungsi untuk menerima tekanan dari pedal kopling sehingga dapat mendorong piston
O ring
Berfungsi untuk mencegah kebocoran fluida
Seal
Berfungsi untuk mencegah fluida agar tidak kembali ke reservoir tank
Piston in wheel silinder
Berfungsi untuk menekan fluida yang berada di master silinder menuju ke release silinder
Master silinder
Berfungsi untuk mengubah tenaga mekanis menjadi tenaga hidroulis
Reservoir tank
Berfungsi sebagai tempat fluida
Flexible hose
Berfungsi untuk meneruskan fluida dari master cylinder ke release cylinder
Release cylinder
Derfungsi mengubah tenaga hidrous menjadi tenaga mekanis untuk mendorong diston
Release fork
Berfungsi untuk menekan release bearing
Release bearing
Berfungsi untuk mendorong shift lever
Shift lever
Berfungsi untuk meneruskan tekanan dari release bearing untuk menekan diaphragm spring
Diaphragm spring
Untuk mendorong dan mengungkit pressure plate
Pressure plate
Berfungsi untuk menghubungkan dan membebaskan clutch disc dari perkaitan dengan flywheel
Clutch disc
Berfungsi untuk membebaskan dan menghubungkan tenaga dari mesin dan transmisi tanpa terjadi slip.
Cara kerja kopling. (Gbr.4.1.2.)
Pada saat pedal kopling diinjak
Pada saat clutch pedal diinjak maka clutch pedal akan mendorong push rod kemudian push rod mendorong piston di dalam master silinder lalu piston akan mendorong fluida di dalam master silinder. Di master silinder terjadi perubahan tenaga mekanis manjadi tenaga hidroulis. Kemudian fluida dalam master silinder terdorong oleh piston menuju ke release silinder melalui flexible hose. Di dalam release silinder terjadi perubahan tenaga hidroulis menjadi tenaga mekanis. Kemudian fluida di dalam release silinder mendorong piston di dalan release silinder kemudian piston akan mendorong push rod sehingga push rod akan mendorong release fork. Release fork akan mendorong release bearing, release bearing menekan shift lever. Release lever menekan diaphragm spring sehingga diaphragm spring akan mengungkit pressure plate dan menyebabkan clutch disc terbebas tidak lagi terjepit diantara flywheel dan pressure plate sehingga putaran mesin tidak dapat diteruskan ke input shaft transmisi.
Saat pedal kopling dilepas
Pada saat pedal dilepas maka release fork tidak menekan release bearing, release bearing tidak menekan shift lever kemudian shift lever tidak menekan diaphragm spring dan diaphragm spring tidak menarik pressire plate sehingga cluth disc akan tertekan oleh pressure plate ke flywheel dan saat pedal kopling dilepas terjadi perpindahan tenaga dari mesin diteruskan ke flywheel lalu flywheel memutarkan clutch cover lalu diaphragm spring menekan pressure plate sehingga pressure plate menekan clutch disc dan clutch disc terjepit di antara pressure plate dan flywheel. Dengan terhubungnya clutch dan flywheel maka tenaga dari mesin dapat diteruskan ke input shaft transmisi.
Jenis – jenis kopling
Clutch cover
Tutup kopling dibagi menjadi dua tipe, dan ini tergantung pada tipe pegas yang digunakan untuk menekan plat penekan (pressure plate) terhadap plat kopling (clutch disc): dengan menggunakan pegas diaphragm dan pegas coil. Dewasa ini tuutp kopling tipe pegas diaphragm lebih banyak digunakan, pegas coil banyak digunakan pada kendaraan niaga berat.
Kopling tipe pegas coil
Keuntungan:
Penekanan terhadap clutch disc lebih kuat
Kerugian tipe pegas coil
Tenaga yang digunakan untuk menekan pedal kopling lebih besar
Konstruksi lebih rumit sehingga harganya lebih mahal
Kopling tipe diaphragm spring
Keuntungan:
Tenaga yang dibutuhkan untuk menekan pedal kopling lebih kecil
Penekanan terhadap plat kopling lebih merata
Kopling selalu tetap seimbang selama sekeliling permukaannya rata
Tidak terpengaruh gaya sentrifugal pada kecepatan tinggi
Komponen – komponennya lebih sedikit
Kerugian:
Tidak bisa dikonstruksikan pada beban berat
Mekanisme penggerak kopling
Tipe mekanis
Kopling mekanis (mechanical clutch) terdiri dari bagian – bagian seperti diperlihatkan pada gambar. Pada tipe ini, perpindahan pedal kopling diteruskan ke body kopling secara langsung oleh kabel
Tipe hidroulis
Konstruksi kopling hidroulis (hydraulic clutch) seperti pada gambar. Pada tipe kopling ini, pergerakan pedal kopling diubah oleh master silinder menjadi tekanan hidroulis kemudian diteruskan ke garpu pembebas kopling (clutch release fork) melalui silindre pembebas ( release silinder). Pada kopling ini, pengemudi tidak terganggu oleh bunyi getaran mesin dan kopling mudah digerakkan.
Master silinder kopling
Master silinder kopling (clutch master silinder) terdiri dari reservoir, piston, silinder cup, katup, dan lain – lain dan tekanan hidroulis ditimbulkan oleh gerakan piston. Batang penekan kopling (clutch push rod) tertarik kearah pedal kopling oleh adanya pegas pembalik pedal (pedal return spring). Beberapa kendaraan niaga menggunakan master silinder tipe booster.
Gejala kerusakan
Pemilik kendaraan merasakan adanya slip dalam isstem kopling pada kendaraannya dan kesulitan memindahkan gigi saat kendaraan berjalan. Padahal kendaraannya tergolong masih baru karena belum ada 2 tahun. Selanjutnya, dilakukan pemeriksaan terhadap kerusakan yang terjadi. Pemeriksaan awal adalah memeriksa pedal kopling, ditemukan adanya jarak bebas pedal yang melewati limit sehingga harus dilakukan penyetelan. Setelah itu memeriksa mekanisme penggerak, dari pemeriksaan dapat disimpulkan bahwa mekanisme penggerak normal. Selanjutnya memeriksa mekanisme pencekam atau clutch assy, dari pemeriksaan dapat disimpulkan bahwa clutch assy sudah aus sehingga harus diganti dan melakukan over haule.
Diagnosa gangguan
Kopling slip, penyebab:
Jarak bebas pedal kopling tidak tepat
Plat kopling tercemar oli atau gemuk
Pegas plat penekan rusak atau lemah
Permukaan plat kopling aus
Sambungan mekanis atau hidroulis menempel atau tertahan
Kopling bergetar, penyebab:
Plat kopling terkena oli
Permukaan plat kopling terbakar
Plat kopling bengkok atau usang
Plat kopling cacat
Plat penekan atau roda gila bergeser
Lengan atau jari pembebas plat penekan terjepit
Rumah kopling, transmisi tidak segaris dengan poros engkol
Sambungan – sambungan terjepit
Bantalan pilot aus
Penyetelan tidak tepat dari lengan dan plat penekan
Dudukan mesin aus atau longgar
Transmisi longgar
Penyangga pegas belakang atau lengan pengontrol as longgar
Alur as atau poros input transmisi aus
Kopling tidak mau bebas dengan sempurna, penyebab:
Jarak bebas pedal terlalu jauh
Plat kopling melengkung
Permukaan kopling tergores dan melipat
Plat penekan melengkung
Rumah kopling tidak lurus
Plat kopling terjepit pada poros input shaft transmisi
Bantalan aus
Kerusakan semua bantalan
Semua tuas tidak pada tempatnya
Plat kopling melekat (karatan) menempel ke roda penerus dan plat penekan
Putaran idle terlalu cepat
Kopling berisik saat pedal ditekan dan mesin / kendaraan berjalan, penyebab:
Semua bantalan kering atau aus
Bantalan pilot aus
Langkah pedal jauh
Tuas keluar
Rumah kopling tidak lurus
End play poros engkol berlebih
Kopling berisik ketika pedal ditekan kendaraan diam, penyebab:
Sambungan mengering
Semua bantalan kering
Pengangkat penggerak plat penekan menggores rumah kopling
Kopling berisik saat pedal ditekan penuh dan kendaraan sedang berjalan, penyebab:
Jarak bebas pedal tidak tepat
Plat kopling aus
Pegas plat kopling aus
Rumah kopling tidak lurus
Plat kopling aus dan longgar
Poros input bengkok
Bantalan poros input usang
Tekanan pedal berlebih, penyebab:
Sambungan memerlukan pelumasan
Jari pembebas plat penekan terjepit
Sambungan tidak menyambung
Bantalan terjepit pada bantalan pengembali transmisi
Sambungan master tertahan, master terganjal
Pemakaian plat kopling boros, penyebab:
Jarak bebas pedal tidak cukup
Kotoran / gesekan pada plat penekan dan roda penerus
Pengemudi memacu kopling, melepaskan kopling selama kendaraan berjalan
Pengemudi memacu mesin dan slip pada kopling berlebihan
Pengemudi menahan kendaraan dengan membuat kopling slip
Pegas plat penekan lemah
Perbaikan
Berdasarkan diagnosa gangguan, penyebab dari pemakaian plat kopling yang terlalu boros adalah jarak bebas pedal yang terlalu kecil. Sedangkan penyebab dari terjadinya slip adalah clutch disc yang sudah aus. Langkah perbaikan adalah adalah dengan mengover haul kopling dan mengganti clutch assy. Setelah selesai penggantian komponen, maka melakukan penyetelan gerak bebas pedal kopling.
Alat dan bahan yang diugnakan
Alat
Kunci pas 10, 12, 14, dan 17
Kunci ring 10, 12, 14, dan 17
Kunci sok 12, 14, 17, 19, dan 21
Kunci recet
Flexible panjang
Center clutch
Jangka sorong
Mistar
Dial test indicator
Kunci momen
Flywheel holder
Input shaft bearing installer
Bahan
Grease
Keselamatan kerja
Menggunakan alat dan bahan sesuai fungsinya
Melepas kabel negative batere
Memasang jack stand
Memasang trolly
Hati – hati dalam menyemprot clutch assy dengan ais gun
Memakai alat tangan yang tepat
2 . Prosedur pembongkaran unit kopling
Melepas kabel kopling
Langkah – langkah
Mendongkrak kendaraan
Melepas kabel negative batere
Melepas kabel dari release arm kopling. (Gbr.4.2.1.)
Mengendorkan mur – mur luar kabel (sebelah release arm).
Melepaskan kabel dari bracket
Melepas clamp – clamp batere dan menurunkan batere
Meletakkan kabel kopling pada tempat batere
Menurunkan kendaraan dan mengendorkan mur luar kabel.
Melepaskan hook kabel pada pedal dan mengeluarkan kabel
Melepas clutch assy.
Langkah – langkah:
Menurunkan transmisi
Menggunakan SST untuk menahan flywheel dan membuka baut – baut cover, cover, dan plat kopling. (Gbr.4.2.2.)
Melepaskan flywheel dan input shaft bearing. (Gbr.4.2.3.)
Melepas release bearing
Langkah – langkah:
Menurunkan transmisi
Mengeluarkan release bearing dengan memutarkan release shaft (Gbr.4.2.4.)
Melepaskan release arm kopling
Menggunakan SST untuk mengeluarkan release shaft bush (sisi kanan) dan oil seal (Gbr.4.2.5.)
Melepaskan release lever return samping dan mengeluarkan bush sebelah kiri dan penutupnya (Gbr.4.2.6.)
Melepaskan release fork
3 . Pemeriksaan system kopling
Pemeriksaan pedal kopling (Gbr.4.3.1.)
Menekan pedal kopling
Gerak bebas pedal kopling : 20 mm
Hasil pengukuran : 25 mm
Kesimpulan : baik
Jika gerak bebas pedal kopling di luar ketentuan, menyetel main release arm sesuai dengan spesifikasi (Gbr.4.3.2.)
Jarak main pedal kopling : 2 – 4 mm
Memeriksa gerak bebas pedal kopling dan kerja kopling dengan keadan mesin hidup
Memeriksa kabel kopling jika terdapat hal – hal berikut ini:
Gesekan yang berlebihan
Karet menyerabut
Kabel kusut atau bengkok
Karet boot pecah
Bagian ujung aus
Memeriksa clutch assy
Memeriksa input shaft bearing (Gbr.4.3.3.)
Memeriksa apakah bearing dapat berputar dengan lembut atau halus, bila ada kelainan mengganti segera.
Hasil pemeriksaan : Putaran lembut
Kesimpulan : Masih baik
Memeriksa plat kopling (Gbr.4.3.4.)
Mengukur kedalaman kepala rivet, sebagai contoh jarak antara kepala rivet dengan permukaan atas, jika kedalamannya diluar batas maka mengganti plat kopling.
STD : 1.3 – 1.9 mm
Limit : 0.5 mm
Hasil Pemeriksaan : 0.15 mm
Kesimpulan : Mengganti
Memeriksa Clutch cover (Gbr.4.3.5.)
Memeriksa diaphragm spring dari keausan
Memeriksa plat penekan dari kerusakan
Jika ada kelainan maka mengganti
Jangan membongkar diaphragm dan plat penekan
Hasil pemeriksaan: Ada kelainan pada diaphragm (shift lever) dan ketinggian tidak sama
Kesimpulan : Mengganti
Memeriksa flywheel (Gbr.4.3.6.)
Hasil pemeriksaan : terdapat bekas terbakar pada flywheel
Kesimpulan : dibubut
Memeriksa release bearing (Gbr.4.3.7.)
Memeriksa release bearing apakah dapat berputar dengan halus
Memeriksa juga input shaft bearing retainer, bila perlu mengganti
Catatan: Jangan mencuci release bearing, karena grease yang ada di dalamnya akan hilang dan akibatnya bearing rusak
Hasil pemeriksaan : Putaran kasar
Kesimpulan : Mengganti
4 . Memasang unit kopling
Memasang kabel parkir
Memberikan grease ke ujung hook kabel dan joint pin sebelum kabel kopling dipasang (Gbr.4.4.1.)
Memasang kabel ujung hook kabel ke pedal kopling dan mengencangkan mur luar sesuai dengan spesifikasi
Momen pengencangan : 1.5 – 2.5 kg m
Memasang grommet ke body dan clamp kabel kopling
Memasang kabel ke bracket dan mengencangkan mur luar kabel (Gbr.4.4.2.)
Momen spesifikasi : 1.5 - 2.5 kg m
Memasang ujung kabel dalam dengan joint pin dalam release arm dan mengencangkan mur joint sesuai dengan spesifikasi (Gbr.4.4.3.)
Catatan: Ujung kabel harus keluar 1 mm dari mur joint
Menghidupkan mesin, memeriksa apakah kopling sudah berfungsi dengan baik
Memasang flywheel
Catatan: Sebelum memasang, membersihkan dulu permukaan flywheel dan permukaan plate
Menggunakan SST untuk memasang input shaft bearing ke flywheel (Gbr.4.4.4.)
Memasang flywheel ke crankshaft dan mengencangkan bautnya sesuai dengan spesifikasi (Gbr.4.4.5.)
Momen pengencangan : 5.7 – 6.5 kgm
Meluruskan plat kopling ke flywheel dengan menggunakan SST, memasang cover kopling dan bautnya kemudian mengencangkan sesuai spesifikasi (Gbr.4.4.6.)
Momen pengencangan : 1.8 – 2.8 kgm
Catatan:
Saat mengencangkan baut – baut cover, menekan plat kopling dengan SST
Mengencangkan baut – baut cover sedikit demi sedikit secara diagonal
Melumasi input shaft dengan grease (Gbr.4.4.7.)
Memasang transmisi pada mesin
Catatan: Memutar crankshaft dengan kunci dari depan sambil memasukkan input shaft transmisi ke disc kopling
Memasang release bearing
Langkah – langkah:
Memasukan release shaft kopling ke dalam lubang bush pada housing
Melumasi setiap bagian dalam bush dan press bagian sisi kiri bush dari luar hingga jauh ke dalam (Gbr.4.4.8.)
Memasang spring ke dalam shaft dan case (Gbr.4.4.9.)
Mengepress bagian sisi kanan bush ke dalam case
Memberikan grease ke bagian luar seal (oil seal) kemudian memasukkan oil seal ke dalam case hingga jauh ke dalam
Menggunakan SST unutk memasang release shaft plug
Memasang release arm ke dalam release shaft meluruskan tandanya kemudian mengencangkan baut dan mur sesuai dengan spesifikasi
Momen pengencangan : 1.0 – 1.6 kgm
Memberikan grease pada release shaft arm dan bearing juga memberikas sedikit pada input shaft spline dan ujung depan (Gbr.4.4.10.)
Perhatian:
Jangan melumasi grease kebagian yang bergeser pada release bearing dengan bearing retainer.
No comments:
Post a Comment