Saturday, 11 April 2009

Laporan Harian

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah selesai melaksanakan kegiatan praktek siswa dapat :

  1. Melepas, membongkar dan memasang unit kopling pada kendaraan sesuai prosedur

  2. Memeriksa, mengatur bagian-bagian komponen unit kopling untuk menentukan kerusakan sesuai rekomendasi

  3. Mengatasi, memperbaiki masalah dan kerusakan pada unit kopling kendaraan


A. PERSIAPAN

  1. Alat – alat : a. Alat-alat tangan standar yang diperlukan

b. Alat alat khusus (SST)

1) Guide bar cluth cover

2) Tracker pilot bearing

3) Adaptor plate bearing

4) Adaptor realase bearing

c. Alat ukur

1) Jangka Sorong

2) Dial gavge

3) Feller gavge

  1. Bahan : a. Kain lap

b. Kertas amplas

c. Gemuk MP

d. Komponen pengganti yang diperlukan

  1. Objek : Unit kopling pada kendaraan training ( Colt 120 S )

  2. Referensi : Buku pedoman reparasi sesuai objek




B. TINDAKAN KEAMANAN

  1. Menempatkan kendaraan pada tempat aman dimana pekerjaan akan dilakukan.

  2. Menggunakan dongkrak, jackstand atau ganjal kayu sesuai prosedur.

  3. Menghindari terjatuhnya unit kopling saat melepas atau memasang.

  4. Menggunakan bahan sesuai fungsi dan kapasitasnya.


C. LANGKAH KERJA

  1. Melepas transmisi dari mesin kendaraan.

Catatan : jangan menguras di transmisi

  1. Melepas unit kopling dan plot kopling

    1. Membersihkan debu, kotoran sekitar unit kopling dengan udara tekan atau kain lap

    2. Memberikan tanda pelepasan pada unit kopling dengan roda penerus

    3. Memasang guide bar (batang pengaman)

    4. Mengendorkan baut-baut sekali putaran secara merata demikian rupa sehingga pegas-pegas penekan menjadi bebas

    5. Melepas baut-baut pengikat, unit kopling dan plat kopling

  2. Melepas bantalan pembebas beserta hub, garpu dan karet pelindung debu dan transmisi

    1. Melepas kopling dan menarik bantalan pembebas dan hub.

    2. Melepas pegas penegang (tipe control kabel)

    3. Melepas garpu dan karet pelindung debu

  3. Melakukan pemeriksaan, pengukuran untuk menentukan perbaikan dan penggantian bagian komponen unti koping

    1. Menyimpulkan hasil pemeriksaan, pengukuran yang dilakukan

    2. Mengganti, memperbaiki bagian komponen sesuai kerusakan

  4. Memasang unit kopling

    1. Memasang guide bar (batang pengaman) pada roda penerus

    2. Memasang plat kopling, unit kopling dan penempatan pada tanda pemasangan

    3. Memasang, mengencangkan baut-baut pengikat dengan rata dalam beberapa tahap hingga terpasang dengan baik

  5. Mengoleskan gemuk IMP pada bagian seperti :

    1. Titik persinggungan garpu pembebas dan batang pendorong

    2. Titik tumpu garpu pembebas

    3. Alur (spline gear) plat kopling

    4. Alur bagian dalam bantalan pembebas

    5. Permukaan singgung bantalan pembebas

  6. Memasang karet pelindung debu, garpu dan bantalan pembebas dengan hub pada transmisi

  7. Memasang transmisi kembali



LAPORAN PRAKTEK


  1. KOSTRUKSI

Kopling ( clutch) terletak diantara mesin dan transmisi seperti diperlihatkan gambar di bawah


Gambar Konstruksi Kopling


Kopling memiliki persyaratan sebagai berikut :

    1. Harus dapat menghubungkan transmisi dengan mesin secara lembut

    2. Pada saat menghubungkan ke transmisi harus dapat memindahkan tenaga tanpa terjadi slip

    3. Harus dapat membebaskan hubungan dari transmisi dengan sempurna dan cepat


Menurut jenis konstruksi dan cara kerja kopling, dibedakan menjadi :

    1. Kopling gesek ( friction clutch )

      1. Kopling gesek pelat tunggal (single plate clutch )

      2. Kopling gesek pelat banyak ( multiple plate clutch )

      3. Kopling gesek model kerucut ( cane clutch )

      4. Kopling gesek sentrifugal ( sentrifugal clutch )

    2. Kopling fluida ( Hydrolic clutch )

    3. Kopling magnit ( magnetic clutch )

    4. Over running clutch


  1. KOMPONEN BAGIAN UTAMA

Komponen bagian utama system kopling terdiri dari :

    1. Mekanisme Pedal

    2. Mekanisme Penggerak

Berdasarkan mekanisme penggeraknya dibedakan menjadi :

1) Mekanisme penggerak mekanik

Gambar Mekanisme Penggerak Mekanik


2) Mekanisme penggerak hidraulis

Gambar Mekanisme Penggerak Hidraulis

    1. Mekanisme Penggerak Hidraulis

Berdasarkan tipe unit kopling ( clutch cover ) dibedakan menjadi :

      1. Clutch cover tipe pegas coil ( coil spring )

      2. Clutch cover tipe pegas diapragma ( diapragma spring )


Gambar Clutch Cover Tipe Pegas Coil



Gambar Clutch Cover Tipe Pegas Diapragma


  1. KOMPONEN UNIT ( SPARE PART )

Komponen unit / spare part kopling terdiri dari :

    1. Clutch disc

    2. Presure plate

    3. Presure lever

    4. Coil spring ( tipe pegas coil )

    5. Diapragma spring ( tipe diapragma pegas )

    6. Realase bearing

    7. Clutch cover

    8. Realase fork


  1. FUNGSI SISTEM

Fungsi system kopling adalah untuk menghubungkan dan memutuskan tenaga putar dari mesin ke transmisi secara halus dan lembut. Selain itu juga berfungsi untuk membantu kerja transmisi.


  1. CARA KERJA SISTEM

Cara kerja system kopling Colt 120 S tipe mekanisme penggerak mekanik (kabel)

    1. Pada saat pedal kopling ditekan

Pada saat kopling di tekan maka pedal kopling akan menarik clutch realase lever kemudian akan menarik clutch realase cable (kabel kopling) sehingga kabel kopling akan menarik realase fork kemudian release fork akan mengungkit realase bearing sehingga preasure lever tidak menekan clutch disk ( plat kopling ) dan clutch disc terbebas dari mesin akan terputus



Gambar Mekanisme Penggerak Mekanis ( Kabel )

    1. Pada saat pedal kopling dilepas

Pada saat pedal kopling dilepas maka clutch realase lever tidak lagi menarik clutch realase cable ( kable kopling ) sehingga realase fork tidak tertarik oleh clutch cable dan akhirnya realase bearing akan kembali ke posisi semula. Preasure lever tidak lagi mendapat tekanan dari realase bearing dan preasure plate akhirnya akan menekan clutch disc kembali dan clutch disc akan terjepit diantara flywheel dan preasure plate sehingga clutch disc akan ikut berputar bersama-sama fly wheel dan tenaga putar dari mesin akan terhubung kembali ke transmisi


  1. PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN SISTEM

Perawatan dan pemeliharaan system kopling dibedakan menjadi :

    1. Perawatan da pemeliharaan Mekanisme Pedal

      1. Pemeriksaan ketinggian pedal kopling sesuai dengan spesifikasi

      2. Pemeriksaan gerak bebas pedal kopling ( free play )

      3. Pemeriksaan langkah efektive pedal kopling

      4. Pemeriksaan langkah cadangan pedal kopling


    1. Perawatan dan pemeliharaan Mekanisme Penggerak / Penghubung

      1. Pemeriksaan mekanisme penggerak mekanik ( dengan kabel )

Harus bebas dari perubahan bentuk seperti patah, terpuntir, aus, bengkok, macet dan lain-lain.


    1. Perawatan dan pemeliharaan Mekanisme Clutch Assy (Unit)

      1. Pemeriksaan Komponen-komponen Unit

Harus bebas dari perubahan bentuk seperti aus, patah, bengkok, macet dll


  1. PERBAIKAN ( REPAIR ) SISTEM

Perbaikan / repair system kopling antara lain :

    1. Perbaikan / repair mekanisme pedal

      1. Penyetelan ketinggian pedal kopling sesuai spesifikasi

Gambar Pedal Kopling

      1. Penyetelan gerak bebas ( free play ) pedal kopling

    1. Perbaikan / repair mekanisme penggerak / penghubung

      1. Melakukan penyetelan pada adjuster mekanisme penggerak mekanik ( kabel )

    2. Perbaikan / repair mekanisme Clutch Assy ( unit )

      1. Pada mekanisme Clutch Assy / unit kopling tidak dapat dilakukan perbaikan pada komponen-komponennya melainkan harus dilakukan penggantian komponen yang bersangkutan






TABEL PEMERIKSAAN DAN PENGUKURAN

KOMPONEN – KOMPONEN KOPLING


  1. ANALISA / DIAGNOSA

Analisa / diagnosa :

Pada waktu praktek system kopling Colt 120 S, system kopling tidak dapat bekerja dengan baik. Hal ini dikarenakan oleh beberapa hal yaitu :

    1. Mekanisme penggerak / penghubung mekanis tidak dapat bekerja dengan baik


    1. Kerja kopling belum dapat dioperasikan secara maksimal karena kerja kopling juga perlu di dukung oleh kerja transmisi. Transmisi terdapat masalah yaitu pada mekanisme penggeraknya / penghubungnya. Transmisi tidak dapat dioperasikan sebagai mana mestinya yaitu transmisi tidak dapat dioperasikan pada posisi kecepatan 5 dan reverse (R) atau mundur. Kemudian tindakan yang dilakukan adalah

>> Melakukan perbaikan pada mekanisme penggerak pada transisi. Dan akhirnya ditemukan bahwa masalahnya adalah terdapat pada pemasangan Gear shift mechanism ( Mekanisme Pemindah Gigi ) yang tidak tepat.


  1. TROUBLESHOOTING

Adapun troubleshooting pada system kopling antara lain adalah :

    1. Kopling Sulit Bebas

Yang perlu dilakukan adalah :

      1. Memeriksa tinggi pedal kopling

Jika kurang dari spec. stel ketinggian pedal

      1. Memeriksa freeplay pedal kopling

Jika kebebasan terlalu besar stel kebebasan pedal kopling

      1. Memeriksa plat kopling

Jika terjadi kerusakan, kebengkokan atau keausan maka ganti plat kopling

    1. Kopling Selip

Yang perlu dilakukan adalah :

      1. Memeriksa kebebasan pedal

Jika kebebasan kecil bahkan tidak ada maka stell kebebasan pedal

      1. Memeriksa permukaan kopling

Jika aus / terbakar maka bersihkan atau ganti

      1. Memeriksa pegas tekan atau pegas diapragma

Jika pegas aus, lemah maka ganti clutch cover

    1. Kopling Bergetar

Yang perlu dilakukan adalah :

      1. Memeriksa pelat koling

Jika berminyak / berkarat maka harus diganti.

Jika torsion damper putus / lemah maka harus diganti

      1. Memeriksa pegas tekan / diapragma spring

Jika ketinggian pegas tidak sama maka harus diganti











Diperiksa



Bp. Dwi Indra P.

Pati, 11 April 2009

Pembuat Laporan



M. Majdi Muhajir






CHASSIS PEMINDAH TENAGA

SMKN 2 PATI

SISTEM REM

COLT 120 S

Nama : M. Majdi Muhajir

Kelas : 3O2

NIS : 7869


TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah selesai melaksanakan kegiatan praktek siswa dapat :

  1. Melepas, membongkar dan memasang sistem rem tromol colt 120 S sesuai prosedur

  2. Memeriksa, mengukur bagian-bagian komponen unit sistem rem tromol untuk menentukan kerusakan sosial rekomendasi

  3. Mengganti, memperbaiki masalah dan kerusakan pada umt sistem rem tromol colt 120 S


A. PERSIAPAN

  1. Alat-alat : a. Alat – alat tangan standar yang diperlukan

b. Alat-alat khusus (SST)

1) Penahan silinder roda

c. Alat ukur

1) Vermier caliper (jangka serong)

  1. Bahan : a. Kain Lap

b. Minak rem

c. Kertas amplas

d. Komponen pengganti yang diperlukan

  1. Objek : Sistem rem kendaraan training ( Colt 120 S)

  2. Referensi : Buku pedoman reparasi sesuai object


B. TINDAKAN KEAMANAN

  1. Menempatkan kendaraan pada tempat aman dimana pekerjaan akan dilakukan

  2. Menggunakan dongkrak, jack stand dan ganjal kayu sesuai prosedur

  3. Menggunakan alat dan bahan sesuai fungsi dan kapasitasnya



C. LANGKAH KERJA

  1. Menyiapkan semua alat dan bahan pada tempat kerja

  2. Memasang jack stand pada kendaraan dengan mendongkrak kendaraan terlebih dahulu

  3. Melakukan pembongkaran sistem rem kendaraan

  4. Melakukan pemeriksaan dan pengukuran terhadap komponen-komponen sistem

  5. Menyimpulkan dari hasil pemeriksaan dan pengukuran komponen

  6. Merakit kembali sistem rem

  7. Membersihkan media setelah praktik

  8. Menyipakan data untuk membuat laporan praktek



LAPORAN PRAKTEK


  1. KONSTRUKSI

Sistem rem dirancang untuk sebagai alat keselamatan dan pengaman kendaraan. Sistem rem dapat memperlambat kecepatan kendaraan dan menghentikan kendaraan. Rem mengubah energi kinetik menjadi energi panas untuk menghentikan kendaraan.

Gambar Konstruksi Rem Hidraulis




Menurut jenis-jenisnya rem dapat dibedakan menjadi beberapa macam :

a. Rem Tromol

1) Tipe leading

2) Tipe two leading --- single action

--- double action

3) Tipe uni servo

4) Tipe duo servo

b. Rem Cakram

1) Tipe semi-floating

- Tipe PS

2) Tipe full-floating

- Tipe F

- Tipe FS

- Tipe AD

- Tipe PD

c. Rem Parkir

1) Tipe rem roda belakang

2) Tipe center brake


  1. KOMPONEN BAGIAN UTAMA

Komponen bagian utama sistem rem colt 120 S antara lain antara :

a. Mekanisme Pedal Rem

b. Mekanisme Penggerak ( Penghubung )

c. Mekanisme Pencekam


  1. KOMPONEN UNIT ( SPARE PART )

Komponen bagian unit ( spare part ) sistem rem colt 120 terdiri dari :

a. Mekanisme Pedal Rem

1) Pedal Rem

b. Mekanisme Penghubung

1) Boster Rem

2) Master Silinder

- Push rod

- Piston No.1

- Piston No. 2

- Spring

- Resevoir Tank

3) Selang Flexibel ( pipa rem )

4) Minyak Rem

c. Mekanisme Pencekam ( Rem Tromol )

1) Tromol Rem

2) Backing Plate

3) Sepatu rem dan kanvas rem

4) Silinder roda

- Piston wheel silinder

- Spring

- Cap Piston

- Baut bleder

5) Spring ( pegas pengembali ) sepatu rem

6) Adjuster ( penyetel )

Gambar Komponen – komponen bagian Sistem Rem

1) Pemeriksaan volume dan kualitas fluida ( minyak rem ) sesuai rekomendasi (20.000 km)

2) Pemeriksa terjadinya penyumbatan pada sistem

3) Pemeriksaan terjadinya kebocoran pada sistem

4) Pemeriksaan terdapat udara pada sistem


c. Perawatan dan pemeliharaan mekanisme pencekam

1) Pemeriksaan komponen-komponen unit

- Harus bebas dari perubahan bentuk ( seperti aus, patah, bengkok, macet, dll )

- Harus bebas dari kebocoran ( pada silinder roda )


7. PERBAIKAN ( REPAIR SISTEM

Adapun perbaikan / repair pada sistem rem antara lain adalah :

a. Perbaikan / repair mekanisme pedal

1) Penyetelan ketinggian pedal rem sesuai dengan spesifikasi

Gambar Pedal Rem


2) Penyetelan gerak bebas ( freeplay pedal rem )

b. Perbaikan / repair mekanisme penghubung

1) Melakukan perbaikan pada master silinder

2) Melakukan perbaikan slang flexibel ( pipa rem )


c. Perbaikan / repair mekanisme pencekam

1) Melakukan penggantian silinder roda ( wheel silinder )


8. ANALISA / DIAGNOSA

Pada waktu praktek sistem rem Colt 120 S, sistem rem awalnya belum dapat bekerja dengan baik. Hal ini dikarenakan terdapat beberapa masalh (trouble) pada sistem rem kendaraan, di antaranya adalah :

a. Terdapat kebocoran selang ( pipa rem ) pada master silinder

b. Pada sistem rem terdapat udara. Rem masih ” ngocok ”

Adapun untuk lebih jelasnya akan di uraikan pada materi selanjutnya di bawah ini.


9. TROUBLE SHOOTING

Berikut ini adalah trouble shooting ( diagnosa / analisa )

Penyebab terjadinya kerusakan pada sistem rem antara lain :

a. Pengereman Lemah ( Tidak Sempurna )

Kemungkinan penyebab :

1) Minyak rem kurang, bocor atau habis

2) Terdapat udara dalam sistem

3) Kanvas rem aus / habis

4) Terdapat minyak, oli, grease pada kanvas rem

5) Persinggungan kanvas dan tromol tidak merata

6) Master silinder tidak bekerja


b. Pengereman menimbulkan bunyi ( Rem bunyi )

Kemungkinan penyebab :

1) Kanvas rem habis / aus

2) Terdapat kotoran pada tromol

3) Terdapat kerusakan pada permukaan tromol

4) Persinggungan kanvas tem dan tromol tidak sempurna

5) Kurangnya grease pada bagian yang bergesekan


c. Rem melayang ( menarik ke satu arah )

Kemungkinan penyebab :

1) Tekanan angin ban tidak sama

2) Penyetelan FWA tidak tepat

3) Terdapat air, oli atau grease pada kanvas rem

4) Kanvas rem aus sekali

5) Silinder roda tidak fungsi dengan baik

6) Tromol atau rotor aus atau tergores

7) Penyetelan sistem rem tidak sama

d. Langkah pedal terlalu dalam

Kemungkinan penyebab:

1) Penyetelan gerak pedal tidak tepat

2) Kanvas rem hadis

3) Terdapat udara pada sistem

  1. Master Silinder rusak






10. KESIMPULAN

>> Dari kegiatan praktek sistem rem colt 120 S, diketahui bahwa pada sistem rem pada kendaraan terdapat beberapa masalah-masalah sehingga sistem tem tidak dapat bekerja dengan baik. Adapun masalah-masalahnya antara lain :

    • Terdapat kebocoran pada sistem

    • Pada sistem tem terdapat udara sehingga rem ” ngocok ”

Dan oleh karena itu, dilakukan perbaikan dan pergantian komponen yang terdapat kerusakan.






Diperiksa



Bp. Dwi Indra P.

Pati, 11 April 2009

Pembuat Laporan



M. Majdi Muhajir














CHASSIS PEMINDAH TENAGA

SMKN 2 PATI

OVERHAULE

TRANSMISI OTOMATIS

Nama : M. Majdi Muhajir

Kelas : 3O2

NIS : 7869


TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah selesai melaksanakan praktek, siswa dapat :

  1. Melakukan, menguasai cara membongkar dan memasang kembali masing-masing bagian komponen transmisi otomatis sesuai prosedur

  2. Melakukan, menguasai macam-macam cara memeriksa bagian komponen transmisi otomatis sesuai prosedur

  3. Menguasai tujuan memeriksa, mengukur bagian komponen transmisi otomatis sesuai yang direkomendasikan


A. PERSIAPAN

  1. Alat-alat : a. Alat-alat tangan standar yang diperlukan

b. Alat-alat khusus (SST)

1) Were gauge set

2) Automatic transmisi toolset

3) Bearing remover

4) Pin punch

5) Part tray dan tool tray

  1. Alat ukur : a. Vernier caliper

b. Feller gauge

c. Magnetic flanger

d. Dial Indicator

e. Snap ring plier

f. Spring tension gauge

  1. Bahan : a. Minyak transmisi otomatis

b. Perpak seal kit

c. Bagian komponen pengganti yang diperlukan

  1. Objek : Transmisi otomatis objek training

  2. Referensi : Buku pedoman referensi sesuai objek training

B. TINDAKAN KEAMANAN

  1. Melakukan operasi pekerjaan di meja kerja

  2. Menempatkan bagian komponen secara teratur

  3. Menggunakan peralatan sesuai dengan fungsi dan kapasitasnya


C. LANGKAH KERJA

  1. Membongkar bagian komponen utama transmisi otomatis

    1. Membongkar oli pan, jangan membalik transmisi karena kotoran yang ada pada oli pan akan mengotori valve body

    2. Membongkar oil tube

    3. Membongkar (B2) accumulator piston

    4. Membongkar second coust brake piston

    5. Membongkar oil promp

    6. Membongkar second brake drum, one way clutch, outer race N22 dan first reverse brake flange

    7. Membongkar first dan reverse brake piston

    8. Membongkr intermediate shaft

    9. Membongkar valve body

    10. Mengatur pengelompokan bagian-bagian komponen utama sedemikian rupa sesuai unitnya

  2. Melakukan pemeriksaan pengukuran pada unit bagian komponen utama transmisi otomatis seperti tabel

  3. Menyimpulkan data-data hasil pemeriksaan dan pengukuran bagian komponen utama transmisi, untuk menentukan komponen mana yang dapat dipasang atau harus diganti sebelum dirakit kembali

  4. Memasang kembali bagian-bagian komponen transmisi dengan urutan kebalikan dari langkah membongkar






LAPORAN PRAKTEK


  1. KONSTRUKSI

Transmisi otomatis (A/T) adalah kopling dan transmisi yang bekerja secara otomatis dan dirancang untuk mendapatkan bermacam-macam tingkat kecepatan yang pemindahannya berlangsung secara otomatis.


Menurut jenis konstruksinya, transmisi otomatis dibedakan menjadi :

a. Automatic Transaxle type ( untuk kendaraan FF )

b. Automatic Transmision type ( Untuk kendaraan FR )

Gambar Automatic Transmision FR



Gambar Automatic Transaxle FF


  1. KOMPONEN BAGIAN UTAMA

Komponen bagian utama transmisi otomatis, terdiri dari 3 bagian utama, yaitu :

a. Torque Coventer ( Kopling Fluida )

b. Planetarygear unit ( susunan gigi planet )

c. Hydraulic control unit ( sistem kontrol Hidraulik )

  1. KOMPONEN UNIT / SPARE PART

Adapun komponen unit / spare part transmisi otomatis, terdiri dari :

a. Turbin runner

b. Pump Impeler

c. Stator

d. Planetary gear set

e. Wet multiple disc clutch

f. Band brake

g. Oil pumb

h. Second coast brake

i. Valve body

Gambar Komponen – komponen Transmisi Otomatis

  1. FUNGSI SISTEM

Fungsi sistem transmisi otomatis adalah untuk mendapatkan bermacam-macam tingkat kecepatan yang pemindahannya berlangsung secara otomatis. Transmisi otomatis dapat menghasilkan perbandingan tak terbatas antara motor dengan roda-roda penggeraknya.


  1. CARA KERJA SISTEM

Cara kerja planetary gear set

Di dalam planetary gear set mempunyai tiga macam gigi, ring gear, sun gear dan pinion gear. Bark sun gear, ring gear maupun carier terkunci dengan gigi lain yang beraksi sebagai input atau output, sehingga terjadi percepatan, perlambatan atau gerak mundur.

a. Perlambatan

Cara kerja roda gigi :

Ring gear → Penggerak (Drive member)

Sun gear → Ditahan (fixed)

Carrier → Digerakkan (Driven member)


Apabila ring gear berputar searah jarum jam, pinion gear akan berputar mengelilingi sun gear sambil berputar searah jarum jam. Ini menyebabkan putaran carier menjadi lambat sesuai banyak gigi ring gear dan sun gear.



Gambar Cara Kerja Saat Perlambatan

b. Percepatan

Cara kerja roda gigi :

Ring gear → Digerakkan (Driven member)

Sun gear → Ditahan (fixed)

Carrier → Penggerak (Drive member)


Apabila carrier berputar searah jarum jam, pinion gear akan berputar mengelilingi sun gear sambil berputar searah jarum jam. Ini menyebabkan putaran ring gear menjadi cepat sesuai dengan jumlah gigi ring gear dan sun gear dan ini berlawanan dengan gerak perlambatan.



Gambar Cara Kerja Saat Percepatan


c. Gerak Mundur

Cara kerja roda gigi :

Ring gear → Digerakkan (Driven member)

Sun gear → Penggerak (Drive member)

Carrier → Ditahan (fixed)


Apabila sun gear berputar searah jarum jam, pinion gear yang terletak pada carrier akan berputar berlawanan dengan jarum jam dan nengakibatkan ring gear juga berputar berlawanan dengan arah jarum jam. Pada saat ini ring gea mejadi lambat sesuai dengan jumlah gigi sun gear dan ring gear.

Gambar Cara Kerja Saat Mundur


  1. PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN SISTEM

Perawatan dan pemeliharaan sistem antara lain adalah :

a. Perawatan dan pemeliharaan Torque Convenetr ( kopling fluida)

Pemeriksaan komponen – komponen dari keausan, kerusakan, keretakan, kebocoran dan lain-lain


b. Perawatan dan pemeliharaan Planetary Gear Unit

Pemeriksaan susunan roda gigi planet beserta komponen-komponennya dari keausan, keretakan, patah dan lain-lain


c. Perawatan dan Pemeliharaan Hydraulic Control Unit

Pemeriksaan Sistem Kontrol Hidraulik

Pemeriksaan minyak transmisi otomatis secara berkala

Penggantian minyak transmisi otomatis secara berkala sesuai yang direkomendasikan oleh pabrik (misalnya 40.000 km)


  1. PEMERIKSAAN DAN PENGUKURAN KOMPONEN


Tabel Pemeriksaan dan Pengukuran Bagian Komponen Utama

Transmisi Otomatis


No.

Pemeriksaan / Pengukuran

Spesifikasi (standar)

Hasil


1.









2













3













4.







5.








6.












7.








8.



9.





10.
















11.


TORQUE CONVENTER

a. Kopling satu arah


b. Kebengkokan drive plate dan ring gear


c. Kebengkokan torque conventer sleeve


OIL PUMP

a. Clearance pump body dengan driven gear

b. Clearance drive gear dengan driven gear

c. Side clearance kedua roda gigi (permukaan kerataan)

d. Oil pump body bushing


e. Stator shift bushing




SECOND COAST BRAKE

a. Brake band


b. Piston Rod


c. Piston strok untuk Direct Clutch







DIRECT CLUTCH

a. Clutch Piston


b. Disc, Plates dan Flange

c. Direct Clutch Bushing



FORWARD CLUTCH

a. Piston Stroke untuk Forweel Clutch



b. Clutch Piston

c. Disch, Plates, dan Flange


NO.1 ONE WAY CLUTCH

FRONT PLANETARY GEAR

Kopling satu arah No.1 Sun Gear

a. Sun Gear Flange Bushing


b. Planeting pinion gear Thrust Clearance

c. Ring Gear Flange Bushing



NO.2 ONE WAY CLUTCH

REAR PLANETARY GEAR

a. Kolpling satu arah No.2



b. Planetary pinion gear Thrust Clearance


SECOND BRAKE DAN FIRST & REVERSE BRAKE


INTERMEDITE SHAFT

a. Bearing Depan dan Belakang

b. Jarak gear ujung flange dengan intermedite shaft


OVER DRIVE UNIT

a. Overdrive, Discs, Plates dan Flange

b. Over drive direct Clutch Piston Stroke


c. Direct Clutch Bushing


d. Planetary gear Thrust Clearance


e. Over drive One way Clutch


f. Counter Crive Gear PreLoad



VALVE BODY

a. Upper Valve Body

b. Lower Valve Body




Diputar ke kiri terkunci dan ke kanan bebas

Kurang dari 0,20 mm

Kekencangan baut

momen : 650 kg-cm

Kurang dari :

0,30 mm



0,70 – 0,15 mm

Max : 0,3 mm

0,11 – 0,14 mm

Max : 0,3 mm

0,02 – 0,05 mm

Max : 0,1 mm

Diameter dalam

Max : 38,18 mm

Diameter dalam

Depan, Max : 21,57 mm

Belakang, Max : 27,07 mm



Terdapat cetakan nomor


STD : 72, 9 mm

71,4 mm

Menekan / membebaskan dengan udara tekan :

4 – 8 kg/cm

STD : 13,7 – 1,70 mm

Ketebalan flange pengganti : 3,00-3,37 mm




Diberi udara tekan clutch ball bebas katup bebas dari kebocoran

Bebas perubahan bentuk

Diameter dalam

Max : 47,07 mm



Lakukan seperti 3C

Std :1,11 – 1,47 mm

Tebal Flange :

3,00 – 3,37 mm

Lakukan seperti 4C

Bebas perubahan bentuk



Diputar ke kanan bebas, ke kiri terkunci



Std : 22,625 – 22,046 mm

Max : 22,065 mm

Std : 0,2 – 0,5 mm

Max : 0,5 mm

Std : 19,025 – 19, 050 mm

Max : 19,065 mm




Diputar ke kiri bebas, ke kanan terkunci


Std : 0,2 – 0,5 mm

Max : 0,5 mm



Bebas perubahan bentuk



Bebas perubahan bentuk

115,8 mm

(4,559 in)



Bebas perubahan bentuk


Std : 1,21 – 1,91 mm

Check ball bebas

Katub tidak bocor

Diameter dalam

Max : 22,09 mm

Std : 0,20 – 0,50 mm



Diputar ke kanan bebas, ke kiri terkunci

Preload :

920 – 1530 gram



Bebas perubahan bentuk












  1. ALISA / DIAGNOSA

Pada saat praktek sistem transmisi otomatis objek yang digunakan adalah objek training yang kondisinya sudah cukup tidak layak. Transmisi otomatis yang kondisinya yang digunakan praktek adalah model Automatic Transaxle (Tipe FF). Pada objek training banyak sekali terdapat kerusakan-kerusakan dan beberapa komponen banyak yang sudah hilang (tidak ada). Sehingga siswa belum dapat bekerja / praktek secara maksimal.

  1. TROUBLE SHOOTING

Menganalisa Keluhan

Adapun prosedur Trouble Shooting dalam Transmisi Otomatis adalah sebagai berikut:

1. Sifat masalah

2. Pada kondisi bagaimana

Masalah / gejala timbul

3. Mencocokan spesifikasi

kendaraan dengan keadaan

sebenarnya.

Konfirmasi gejala


1. Memeriksa agar terlihat gejala

Yang dikeluhkan benar-benar

nyata.Contoh :

a. Kendaraan tidak jalan / tarikan.

Tidak baik (slip)

b. Perpindahan gigi kasar

c. Tidak ada perpindahan gigi

d. Tidah ada kick down

e. Tidak ada engine braking

Pemeriksaan dan

Penyetelan Pedahuluan

1. Kecepatan idle mesin

2. Throtel valve terbuka penuh

3. Panjang kabel trovel

4. Tinggi minyak (volume)

5. Netral start switch

6. Over drive control switch

Macam-macam test

1. Stall test

2. Time Lag Test

3. Fluid Pressure Test

4. Road Test


Menetukan Areal Masalah


Penyetelan untuk perbaikan




Pemeriksaan Akhir







  1. KESIMPULAN

>> Dari kegiatan praktek dapat disimpulkan bahwa kegiatan praktek belum dilakukan secara maksimal. Hal ini disebabkan karena kurangnya penjelasan dari pihak pembimbing. Selain itu objek training juga sudah tidak lengkap. Banyak terdapat komponen-komponen yang hilang ( tidak ada ).











Diperiksa



Bp. Dwi Indra P.

Pati, 11 April 2009

Pembuat Laporan



M. Majdi Muhajir